---(STAY RELEVANT, STAY INFINITE )---
Kebetulan penulis berkesempatan mengikuti Pelatihan Kader Lanjut
(PKL) PMII Sleman 2019 yang diadakan di Kampung Dolanan. Dan dalam salah satu
sesinya, strategi pengembangan PMII, kebetulan juga penulis mendapatkan sesi
Strategi Kaderisasi. Sebuah departemen dimana penulis meraba banyak hal dan
terus belajar banyak disitu.
Dalam diskusi tim kecil tersebut, dimana kebetulan tim penulis
sendiri terdiri dari 5 orang dengan kampus yang berbeda-beda semua, tim
berdiksusi tentang strategi kaderisasi. Entah kenapa, penulis merasa diskusi
tersebut kaya karena beberapa alasan berikut ini :
1. Tim penulis, yang terdiri dari 5 orang semuanya berasal dari
kampus yang berbeda-beda. Ada dari UII, UGM, IIQ, STAI Diponegoro Tulungagung.
Perbedaan tersebut tentu memiliki konsekwensi perbedaan sudut pandang dan
pengalaman.
2. PKL adalah jenjang kaderisai yang lumayan tinggi, sehingga
penulis merasa meski diskusinya singkat dan dalam tim kecil, pandangan yang
disampaikan dan didiskusikan berasal dari para aktivis PMII yang telah
mengalami asam-pahit perjuangan di PMII
3. Diskusi dihadiri oleh tim kaderisasi PB PMII yang mencoba
menguji-tashih hasil diskusi tim sehingga dalam beberapa segi mewakili
pandangan yang lebih luas dari pandangan tim yang rata-rata masih berada di Komisariat
dan Cabang
4. Penulis melihat ada kesamaan pola dari diskursus yang dilakukan
oleh tim, sehingga dalam beberapa segi yang lain kesamaan pola itu menunjukan
ada problem general dari pola dan strategi kaderisasi secara umum di PMII.
Meskipun, penulis harus mengakui model ini terlalu gebyah uyah.
5. Pada saat pemaparan, pola analisa strategi kaderisasi kami
sampaikan secara umum sehingga dalam bentuk teknisnya bisa sangat applicabe
menimbang kondisi serta situasi PMII berada.
Proses penyusunan tersebut menggunakan analisa SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity and Treath) model sembilan bagan yang tentunya
patut di kritisi. Dalam sesi presentasi itupun (dimana presentasi kami menjadi
presentasi yang memakan waktu cukup banyak dibandingkan tim lainnya) sudah
mendapat masukan dan kritikan dari peserta yang lain Tapi substansinya masih
belum ada yg berubah –menurut penulis setidaknya. Proses penyusunan itu kami
mulai dengan melakukan list minimal delapan dari semua SWOT yang ada. Dari
kedelapan list yang ada kami membuat skala prirotas dan memilih dua teratas
untuk kami diskusi dan cari solusinya lebih lanjut. Dari dua skala prioritas,
dibuat dan disusunlah mekanisme empat diagram analisa Strength, Weakness,
Opportunity dan Treath tersebut. Setelah didiskusikan dalam tim
kecil, hasinya kami diskusikan kepada seluruh peserta PKL yang hadir.
Dua skala prioritas tersebut adalah sebagai berikut :
Strength :
A. PMII memiliki sistem dan jenjang kaderisasi formal yang rigid
dan jelas (MAPABA, PKD, PKL dan PKN)
B. Sumber daya manusia (human resources) kader-kader PMII
yang berlatarbelakang keilmuan yang beragam/multidisiplin ilmu.
Weakness :
C. PMII memiliki sumber daya yang banyak, tetapi karya yang
dihasilkan melalui institusi sangat minim
D. Strategi perekrutan dan pendampingan kader yang masih sangat
kurang maksimal (kader banyak yang hilang)
Opportunity :
1. Diaspora mahasiswa yang berlatarbelakang NU mulai tersebar di
seluruh kampus Indonesia
2. Banyak alumni PMII yang duduk di sektor-sektor strategis
Treath
3. Kurikulum kampus yang membatasi pergerakan mahasiswa
4. Munculnya organ atau gerakan yang mengatasdirikan Anti Organ
Ekstra Kampus
Dari analisa dasar SWOT tersebut, kemudian di jabarkan dengan bagan
empat bidang sebagai berikut :
Persilangan
|
Strength
A PMII memiliki sistem dan jenjang kaderisasi formal yang rigid
dan jelas (MAPABA, PKD, PKL dan PKN)
B Sumber daya manusia (human resources) kader-kader PMII
yang berlatarbelakang keilmuan yang beragam/multidisiplin ilmu.
|
Weakness
C PMII memiliki sumber daya yang banyak, tetapi karya yang
dihasilkan melalui institusi sangat minim
D Strategi
perekrutan dan pendampingan kader yang masih sangat kurang maksimal (kader
banyak yang hilang)
|
Opportunity
1. . Diaspora
mahasiswa yang berlatarbelakang NU mulai tersebar di seluruh kampus Indonesia
2. Banyak alumni PMII yang duduk di sektor-sektor strategis
|
1.A
1.B
2.A
2.B
|
1.C
1.D
2.C
2.D
|
Threat
3. Kurikulum
kampus yang membatasi pergerakan mahasiswa
4. Munculnya
organ atau gerakan yang mengatasdirikan Anti Organ Ekstra Kampus
|
3.A
3.B
4.A
4.B
|
3.C
3.D
4.C
4.D
|
Pola analisa empat bagan itu keudian coba dijabarkan dalam kerangka
berikut ini :
Dengan memasukan unsur-unsur SWOT diatas dan kami melakukan
ekstrapolasi. Harusnya jika dilakukan analisa secara mendalam akan menghasilkan
setidaknya 16 point untuk strategi kaderisasi. Tetapi karena menimbang
terbatasnya waktu, point-point itu dikawinkan secara general. Hasil analisa
kelompok kami (dengan perbaikan dari peserta tentunya ) adalah sebagai berikut
ini.
Strength x Opportunity
- Menjaring mahasiswa NU sebanyak-banyaknya untuk masuk, aktif dan berproses di PMII
- Melakukan perbaikan terhadap proses kaderisasi formal sebagai katup penyangga dan parameter kaderisasi
Strength x Opportunity
- Menjaring mahasiswa NU sebanyak-banyaknya untuk masuk, aktif dan berproses di PMII
- Melakukan perbaikan terhadap proses kaderisasi formal sebagai katup penyangga dan parameter kaderisasi
- Melakukan linking kaderisasi formal dengan alumni PMII yang
duduk di sektor-sektor strategis dan sesuai bidangnya dalam rangka branding dan
penguatan/pendalam materi kaderisasi
Weakness x Opportunity
-Semua proses kaderisasi harus berorientasi pada output. Sehingga lahir
dari institusi PMII dan kader berbagai karya yang relevan dan penting
-Melakukan linking dengan alumni PMII yang duduk di sektor
strategis dan memiliki kapasitas di suatu bidang dalam pendampingan/proses
kaderisasi. Sehingga mampu menciptakan suatu proses kaderisasi yang beroutput
kader yang berkualitas
-Mentoring kepada kader baru agar tidak mudah lepas dilakukan secara
intensif dan informal sambil meyakinkan mereka di PMII
Strength x Threat
-Melaksanakan kajian keilmuan dengan mempertimbangkan ragam/multidisiplin
ilmu dari kader. Fokus disiplin ilmu kader harus ditonjolkan agar menghasilkan
kader dengan pemahaman keilmuan yang ddalam dan bisa menjadi acuan bagi
mahasiswa lainnya
-Melokalisir gerakan anti organ kampus
-Fleksibilitas waktu bagi ekgiatan teman teman, tanpa mengurangi substansi dan esensinya
Weakness x Threat
- Institusi harus mendorong, memfasilitasi dan mengapresiasi kader
dalam berbagai kompetisi. Jika point WxO berhasil diterapkan, karya-karya kader
harus diupayakan untuk dihilirisasi pada berbagai event baik tingkat nasional
maupun internasional
-Tugas-tugas kuliah dikumpulkan, dibedah, didiskusikan lebih lanjut
dan diperbaiki untuk diikutsertakan/dihilirisasi dalam berbagai event atau
kompetisi yang ada. Sehingga muncul iklim kompetitif dan prestatif dalam PMII
untuk meminimasilir potensi ancaman dan kelemahan.
Diskusi
harus berhenti karena waktu yang tidak bisa dinego. Padahal masukan masih harus
banyak sekali dilakukan.
Diskusi
dengan kalianlah yang harusnya membuat PMII stay relevant dan stay infinite.
Carpe diem!
Title : STRATEGI KADERISAS PMIII (Sebuah Catatan PKL PMII Sleman 2019)
Description : ---(STAY RELEVANT, STAY INFINITE )--- Kebetulan penulis berkesempatan mengikuti Pelatihan Kader Lanjut (PKL) PMII Slema...
Description : ---(STAY RELEVANT, STAY INFINITE )--- Kebetulan penulis berkesempatan mengikuti Pelatihan Kader Lanjut (PKL) PMII Slema...
0 Response to "STRATEGI KADERISAS PMIII (Sebuah Catatan PKL PMII Sleman 2019)"
Posting Komentar